Monday 18 January 2016

JADIKAN SAMPAH BUKAN MASALAH YANG BESAR



Tahukah kamu? Ketika setiap orang selesai mengkonsumsi makanan serta minuman dan ketika setiap pabrik selesai memproduksi produknya, mereka menghasilkan sesuatu yang disebut sampah dari hasil kegiatannya. Ya, hampir semua kegiatan manusia menghasilkan sampah, baik kegiatan disektor rumahtangga, perusahaan kecil maupun perusahaan-perusahan yang besar, walaupun sampah yang dihasilkan berbeda namun memiliki dampak yang relatif sama. 
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.

Dampak dari sampah yang menumpuk itu sangat berbahaya jika dibiarkan terus menerus, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pembuangan sampah tersebut, seperti penyakit kulit dan penyakit-penyakit yang lainnya, belum lagi bau tak sedap yang ditimbulkan membuat masyarakat disekitarnya merasa tidak nyaman. Maka dari itu, perlu difikirkan bagaimana mengatasi tumpukan sampah yang terus membukit dari waktu ke waktu, agar tumpukan sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Tentunya perlu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanganan sampah agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat .

Pada awalnya mungkin tumpukan sampah itu adalah sesuatu yang berharga, namun ketika kebermanfaatannya telah habis atau hilang maka sampah itu menjadi sesuatu yang tidak bernilai, maka pr bagi seluruh negara yang memiliki masalah dengan sampah adalah mengembalikan kebermanfaatan sampah tersebut walaupun manfaatnya berbeda dengan manfaat awal sampah tersebut. Memang, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengatasi sampah agar memiliki nilai yang bermanfaat memerlukan biaya yang tidak sedikit, namun efek yang diberikan dapat dirasakan oleh setiap orang di seluruh negara di dunia.

Prof. H.R. Sudrajat (dalam Mengelola Sampah Kota, 2003) menggambarkan potensi timbunan sampah per hari di beberapa kota besar di Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di suatu kota, kemungkinan timbunan sampah akan semakin meningkat per harinya, dapatkah kita bayangkan akibatnya? Akankah bumi kita dipenuhi oleh timbunan sampah?

Sebenarnya sampah tidak lah salah tetapi yang salah adalah perbuatan dari manusianya itu sendiri dalam membuang sampah. Sampah pastinya diakibatkan oleh manusia itu sendiri, perlu diketahui bahwa banyak penyebab yang diakibatkan dari manusia dalam membuang sampah ataupun limbah secara sembarangan, yakni di dalam pikiran sebagian masyarakat pada umumnya menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukanlah hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.

Sebelum kita membahas bagaimana menangani sampah tersebut, sedikit kita akan bahas jenis-jenis sampah. Sampah terbagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Berarti sampah anorganik adalah semua sampah selain sampah organik. Disamping itu, sampah organik dibagi menjadi sampah kering dan sampah basah.

Sekarang kita akan membahas cara untuk menangani permasalahan sampah. Secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill (menimbun sampah) bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill (menimbun sampah) tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Sebaliknya alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam.

Untuk mencapai hal diatas, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur akan merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.

Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Maka dari itu, mulailah dari diri kita sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah pada temannya. Serta gunakanlah prinsip 3R yaitu reduce, reuse dan recycle dalam rangka mengatasi sampah dilingkungan kita.




Sumber :
http://www.artikellingkunganhidup.com/pembuangan-dan-pengelolaan-sampah.html

No comments:

Post a Comment