Ini
adalah pengalaman saya ketika memperpanjang STNK (Surat Tanda Naik Kendaraan)
sekaligus membayar pajak tahunan disalah satu layanan SamSat Keliling di daerah
Jakarta beberapa hari yang lalu. Pagi itu saya datang ke lokasi, karena itu
kali pertama saya memperpanjang STNK di daerah tersebut maka saya bertanya
kepada petugas penjaga pintu masuk untuk memastikan apakah betul ditempat itu
tersedia layanan untuk memperpanjang STNK. Singkat cerita setelah petugas
tersebut memberitahu saya bahwa ditempat tersebut betul adanya untuk
memperpanjang STNK, saya langsung ketempat yang sudah ditunjukkan oleh petugas
tadi.
Sesampainya
saya ditempat tersebut, bus yang biasa digunakan untuk melakukan transaksi
perpanjangan STNK belum tiba, maka saya sempatkan untuk meminum kopi yang
kebetulan dijual oleh salah satu pedagang tetap didaerah tersebut. Sambil ditemani
secangkir kopi hangat saya berbincang dengan penjual kopi dan pedagang asongan
yang tengah duduk santai. Satu hal yang membuat saya sangat terhibur disaat itu
adalah terdapat seseorang yang mungkin memiliki daya fikir yang kurang, bukan
bermaksud menghina namun setiap tindakan yang dilakukan olehnya membuat saya
tertawa bahkan sesekali membuat saya tertawa lepas. Walaupun seperti itu, orang
tersebut tetap memiliki sopan santun, hal itu terlihat ketika dia menyapa orang
yang (mungkin sudah sering ia lihat) juga tidak mengambil sesuatu milik orang
lain tanpa izin.
Dari
kejauhan terlihat bus SamSat keliling telah memasuki area parkir, sambil
menghabiskan kopi yang masih tersisa saya mengambil air mineral dan langsung
membayar minuman dan snack yang telah saya pesan. Tanpa basa-basi saya langsung
menyiapkan semua atribut yang dibutuhkan untuk perpanjangan STNK tersebut. Setelah
mengisi formulir saya menyerahkan berkas dan formulir tersebut keloket pertama
kemudian saya kembali duduk. Dimeja tempat menunggu, terdapat informasi kurang
lebih berisi tentang prosedur jika di STNK belum terdapat NIK atau nomor pajak
bagi wajib pajak maka harus menghubungi nomor telpon yang tercantum dilembaran
tersebut. Didalam hati saya sudah merasa bingung, sebab saya tidak membawa HP,
maka saya putuskan untuk bertanya kepada salah satu bapak yang kebetulan
disuruh menguhubungi nomer tersebut. Setelah menanyakan hal tersebut kepada
bapak tersebut saya mendapatkan jawaban, yang menurut saya sedikit “ngaur” dari
jawaban yang saya harapkan.
Kesalahan
saya menanyakan suatu hal kepada orang yang bukan ahlinya, sehingga mendapatkan
jawaban yang kurang meyakinkan dan sedikit keliru. Lantas ketika nama saya
dipanggil saya langsung menuju loket dua dan mengambil kwitansi yang harus
diserahkan ke loket tiga, setelah itu kembali lagi ke loket dua untuk mengambil
berkas dan STNK yang sudah diperpanjang. Sebelum meninggalkan loket, saya
meminta izin untuk menanyakan hal-hal yang saya ingin tahu seputar perpanjangan
STNK, setelah cukup puas atas jawaban dari petugas tersebut saya meninggalkan
tempat tersebut.
Hari
itu saya mendapat banyak pelajaran, mulai dari betapa bersyukurnya diri saya
kepada Allah yang telah memberikan segala yang ada pada diri saya dibanding
mereka yang kurang, kemudian kebaikan hati yang ditunjukkan oleh penjual kopi
yang memberikan secara gratis minuman kepada orang yang (mungkin memiliki daya
fikir yang kurang) serta ketika ingin menanyakan suatu hal maka tanyakanlah
kepada orang yang benar-benar mengetahuinya, dan pelajaran-pelajaran hidup
lainnya.