Wednesday 30 November 2016

Perpanjang STNK dan Cerita di dalamnya



Ini adalah pengalaman saya ketika memperpanjang STNK (Surat Tanda Naik Kendaraan) sekaligus membayar pajak tahunan disalah satu layanan SamSat Keliling di daerah Jakarta beberapa hari yang lalu. Pagi itu saya datang ke lokasi, karena itu kali pertama saya memperpanjang STNK di daerah tersebut maka saya bertanya kepada petugas penjaga pintu masuk untuk memastikan apakah betul ditempat itu tersedia layanan untuk memperpanjang STNK. Singkat cerita setelah petugas tersebut memberitahu saya bahwa ditempat tersebut betul adanya untuk memperpanjang STNK, saya langsung ketempat yang sudah ditunjukkan oleh petugas tadi.
Sesampainya saya ditempat tersebut, bus yang biasa digunakan untuk melakukan transaksi perpanjangan STNK belum tiba, maka saya sempatkan untuk meminum kopi yang kebetulan dijual oleh salah satu pedagang tetap didaerah tersebut. Sambil ditemani secangkir kopi hangat saya berbincang dengan penjual kopi dan pedagang asongan yang tengah duduk santai. Satu hal yang membuat saya sangat terhibur disaat itu adalah terdapat seseorang yang mungkin memiliki daya fikir yang kurang, bukan bermaksud menghina namun setiap tindakan yang dilakukan olehnya membuat saya tertawa bahkan sesekali membuat saya tertawa lepas. Walaupun seperti itu, orang tersebut tetap memiliki sopan santun, hal itu terlihat ketika dia menyapa orang yang (mungkin sudah sering ia lihat) juga tidak mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin.
Dari kejauhan terlihat bus SamSat keliling telah memasuki area parkir, sambil menghabiskan kopi yang masih tersisa saya mengambil air mineral dan langsung membayar minuman dan snack yang telah saya pesan. Tanpa basa-basi saya langsung menyiapkan semua atribut yang dibutuhkan untuk perpanjangan STNK tersebut. Setelah mengisi formulir saya menyerahkan berkas dan formulir tersebut keloket pertama kemudian saya kembali duduk. Dimeja tempat menunggu, terdapat informasi kurang lebih berisi tentang prosedur jika di STNK belum terdapat NIK atau nomor pajak bagi wajib pajak maka harus menghubungi nomor telpon yang tercantum dilembaran tersebut. Didalam hati saya sudah merasa bingung, sebab saya tidak membawa HP, maka saya putuskan untuk bertanya kepada salah satu bapak yang kebetulan disuruh menguhubungi nomer tersebut. Setelah menanyakan hal tersebut kepada bapak tersebut saya mendapatkan jawaban, yang menurut saya sedikit “ngaur” dari jawaban yang saya harapkan.
Kesalahan saya menanyakan suatu hal kepada orang yang bukan ahlinya, sehingga mendapatkan jawaban yang kurang meyakinkan dan sedikit keliru. Lantas ketika nama saya dipanggil saya langsung menuju loket dua dan mengambil kwitansi yang harus diserahkan ke loket tiga, setelah itu kembali lagi ke loket dua untuk mengambil berkas dan STNK yang sudah diperpanjang. Sebelum meninggalkan loket, saya meminta izin untuk menanyakan hal-hal yang saya ingin tahu seputar perpanjangan STNK, setelah cukup puas atas jawaban dari petugas tersebut saya meninggalkan tempat tersebut.
Hari itu saya mendapat banyak pelajaran, mulai dari betapa bersyukurnya diri saya kepada Allah yang telah memberikan segala yang ada pada diri saya dibanding mereka yang kurang, kemudian kebaikan hati yang ditunjukkan oleh penjual kopi yang memberikan secara gratis minuman kepada orang yang (mungkin memiliki daya fikir yang kurang) serta ketika ingin menanyakan suatu hal maka tanyakanlah kepada orang yang benar-benar mengetahuinya, dan pelajaran-pelajaran hidup lainnya.

No comments:

Post a Comment