Tuesday 19 January 2016

Kabut Asap



Baru – baru ini Indonesia sedang dihadapi oleh masalah kabut asap yang menyelimuti beberapa kota besar di Indonesia. Kabut asap tebal dari kebakaran hutan telah menyelimuti sebagian Kalimantan selama seminggu terakhir, mempengaruhi kota-kota besar seperti Palangkaraya, ibukota Kalimantan Tengah, dan mengancam penerbangan di daerah tersebut. 

Kalimantan dikenal karena hutan hujan dan satwa liar, serta kabut tahunan dari kebakaran diatur untuk membersihkan lahan untuk penanaman. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan pada Jumat bahwa total 26 hot spot, atau daerah dalam pencitraan satelit yang mengindikasikan suhu tinggi dan kemungkinan api, ditemukan di seluruh wilayah. Menurut BMKG, delapan titik panas itu ditemukan di dekat Palangkaraya pada Jumat, turun dari 40 pada Selasa.

Dikatakan jumlah titik panas yang ditemukan setiap hari berubah karena faktor seperti kecepatan suhu, curah hujan, kelembaban dan angin dan arah. Pada hari Rabu, tidak ada titik panas terdeteksi dekat Palangkaraya setelah hujan turun di kota semalam. Erni, seorang pejabat di Bandara Kota Tjilik Riwut, mengatakan kepada Jakarta Globe pada hari Jumat bahwa kabut itu tidak memiliki dampak signifikan pada operasi di bandara. "Kabut tebal telah melalui hari ini, khususnya di siang hari," katanya. "Tapi sejauh bandara telah mampu beroperasi secara normal."

Erni mengatakan kabut itu sangat buruk pada Selasa, ketika beberapa penerbangan ditunda hingga dua jam. "Tapi kondisi menjadi lebih baik pada Rabu ketika kita mengalami hujan," kata dia. BMKG sebelumnya telah memperingatkan bahwa sebagai puncak musim kemarau mendekati pada Juli dan Agustus, saat suhu tinggi, kelembaban rendah dan angin kencang yang umum, tersedak kabut dari kebakaran hutan dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan pelatihan pemerintah daerah dan anggota masyarakat untuk menanggapi kebakaran. Jika kebakaran untuk keluar dari kendali, bagaimanapun, mengatakan akan bekerja sama dengan Departemen Kehutanan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengelola masalah.

Para ahli telah mengatakan bahwa kabut tahunan dari kebakaran di Kalimantan dan Sumatera adalah masalah yang berlanjut karena hutan terus dibakar sebagai metode pembukaan lahan murah. Praktek ini ilegal tetapi penegakan telah miskin, sebagian karena kurangnya penegakan hukum di daerah terpencil dan daerah luas tanah yang terlibat.

Dampak Negatif Kabut Asap 
Kebakaran hutan akibat kelalaian manusia di beberapa kota besar di Indonesia berbuntut masalah yang panjang. Pembakaran hutan yang disengaja itu menyebabkan bencana kabut asap yang melanda Indonesia. Ribuan kubik kabut asap kini telah menyelimuti beberapa kota besar seperti Jambi, Riau, Palembang, dan sebagian kota di Pulau Kalimantan. Bahkan, kini kabut asap tersebut telah menyebrang ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. 

Kabut asap yang memenuhi udara itu sudah melewati ambang batas normal bahkan sudah membuat udara menjadi sangat beracun. Menurut Tengku Ariful Amri, seorang pakar lingkungan dari Universitas Riau, kabut asap yang disebabkan oleh pembakaran hutan lebih berbahaya dibandingkan dengan asap rokok. Hal ini terjadi karena kabut asap mengandung seratus kali zat karsionogenik yang berbahaya. Zat – zat seperti karbon dioksida, dan metana bisa menyebabkan berbagai macam penyakit mematikan bagi manusia.

Bencana kabut asap ini telah menimbulkan kerugian yang amat sangat dahsyat di masyarakat. Setidaknya ada tiga dampak negatif yang disebabkan oleh kabut asap hasil dari pembakaran hutan ini, diantaranya adalah merusak lingkungan, mengganggu kesehatan manusia, dan melemahkan ekonomi. 

Kabut asap mengandung partikel – partikel yang sangat halus dan mudah terbawa oleh angin. Partikel – partikel tersebut akan menempel pada pepohonan dan dedaunan sehingga menyebabkan kerusakan fauna. Selain itu, partikel tersebut juga akan mencemari sumber – sumber air seperti sungai danau dan sumur sehingga tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

Bahkan menurut seorang ahli dari BMKG, partikel asap dapat terbang tinggi hingga mencapai awan hujan dan mengendap di dalamnya. Akibatnya, partikel tersebut akan mencemari hujan yang dihasilkan oleh awan tersebut. Disamping itu, awan yang telah tercemari tersebut akan menimbulkan hujan asam yang sangat berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup

Selain menghasilkan partikel – partikel yang sangat halus, kabut asap juga memproduksi partikel – partikel yang berukuran sedang. Partikel tersebut akan melayang – layang di udara sehingga terhirup oleh manusia. Zat – zat karsionogenik tersebut menyebabkan berbagai macam penyakit, diantaranya adalah iritasi pada mata, bronchitis dan ISPA.

Saat ini rumah sakit di daerah - daerah yang dilanda kabut asap, khusunya Riau, dipenuhi oleh pasien – pasien penderita ISPA, penyakit insfeksi pernafasan akut. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri yang terbawa oleh asap sehingga secara langsung terhirup oleh manusia. Akibatnya, pasien penderita mengalami kesulitan dalam bernafas bahkan bisa membawa mereka kepada kematian. 

Dampak terakhir yang ditimbulkan oleh kabut asap ini adalah melemahnya perekonomian. Hal ini dikarenakan partikel – partikel asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan tidak mampu terhembus oleh udara yang bertiup normal karena mengandung zat yang cukup berat. Akibatnya, ruang udara menjadi tertutupi sehingga membatasi jarak pandang manusia. Saat ini jarak padang yang bisa dilihat oleh manusia hanya mencapai 5 meter saja. Ha ini mengganggu aktifitas lalu lintas baik darat, laut, maupun udara sehingga segala hal yang menyangkut perekonomian menjadi terhenti. 

Berdarkan penjabaran – penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembakaran hutan akibat ulah manusia menyebabkan kabut asap yang sangat merugikan seperti merusak lingkungan, membahayakan kesehatan, dan mematikan laju roda perekonomian. Maka dari itu, harus ada tindakan nyata untuk menghentikan masalah ini agar negeri kita bisa terbebas dari bencana kabut asap ini.

No comments:

Post a Comment