Tuesday 19 January 2016

PENTINGNYA MEMAHAMI APA ITU ORGANISASI



Di era Internet, saat ini segalanya bergerak sangat cepat, kompetisi sangat ketat, sehingga menuntut setiap orang untuk bisa mengikuti perkembangan yang terjadi di era ini. Setiap orang  tidak mungkin dapat hidup sendiri serta mengurusi kebutuhannya tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu setiap orang harus bergabung dalam organisasi, baik didalam keluarga maupun kelompok masyarakat yang lebih luas.

Sebelum menentukan organisasi apa yang akan kita ikuti, sangat penting bagi kita untuk mendalami hal-hal yang terkait dengan organisasi tersebut. Hal pertama, yaitu perilaku organisasi, perilaku organisasi adalah bidang interdisipliner yang ditujukan untuk memahami dan mengatur orang untuk bekerja lebih baik.

Perilaku organisasi berorientasi pada aplikasi dan penelitian. Seseorang secara formal tidak mendapat pekerjaan dalam perilaku organisasi kecuali untuk posisi sebagai peneliti/pengajar. Sebaliknya, karena perilaku organisasi adalah sebuah disipilin horizontal, konsep dan pelajaran perilaku organisasi dapat diterapkan pada setiap pekerjaan, fungsi usaha, dan keahlian professional.

Selanjutnya, penting bagi kita untuk mengetahui sifat dari manajer atau pemimpin dalam organisasi tersebut. Penafsiran Scott Adams yang sinis sering kali benar. Sifat manajer cenderung untuk bertindak berlawanan dengan pernyataan mereka bahwa sumber daya manusia, adalah modal mereka yang paling penting. Pfeffer dan koleganya menyalahkan sejumlah trend dan praktik manajemen modern. Contohnya, penekanan yang tidak pantas pada keuntungan jangka pendek yang menghindarkan upaya jangka panjang untuk mengembangkan sumber daya manusia. 

Hal diatas adalah sifat dari seorang manajer atau pemimpin yang tidak baik dan harus dihindarkan. Sebab, manajer yang seperti itu hanya memikirkan keuntungan jangka pendek dengan mengorbankan segala potensi yang ada didalam organisasi dan mengesampingkan keuntungan jangka panjang yang boleh jadi jauh lebih menguntungkan di bandingkan dengan keuntungan jangka pendek tersebut.

Sifat dari seorang manajer berikut ini juga harus kita hindarkan, yakni pemecatan yang berlebihan, ketika manajer melihat sumber daya manusia cenderung sebagai biaya daripada sebagai asset, kepercayaan, janji, dan kesetiaan terkikis. Menurut pfeffer, hanya 12% organisasi sekarang ini yang memiliki pendekatan dan ketekunan yang sistematis untuk dapat dikualifikasikan sebagai organisasi yang benar-benar terpusat pada sumber daya manusia. Hal ini memberikan keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan tersebut.

Untuk itu, seharusnya kita memilih organisasi dengan manajer yang memiliki kepribadian dan sifat seperti, menjelaskan tujuan dan target bagi semua orang yang terkait, memberi semangat untuk berpartisipasi, merencanakan dan mengatur arus kerja dengan teratur, mempunyai pengalaman teknis dan administratif untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan organisasi, mengendalikan segalanya tanpa merasa terkekang, memberikan wewenang dan mendelegasikan tugas pokok kepada orang lain ketika mewujudkan tujuan yang jelas dan berkomitmen yang kuat.

Didalam perilaku organisasi terdapat pola pengembangan organisasi People-Centered and Skills yang menggambarkan siklus 4-P tentang perbaikan yang saling terkait dan terhubung, yakni Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PSDM), Produk, Proses dan Produktivitas.

Hal-hal yang perlu diusahakan dalam PSDM seperti pengembangan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan dan juga manajer, motivasi yang dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi, kerjasama yang harus diwujudkan dalam organisasi, kemandirian yang terus berkembang dan diimbangi dengan tingkat stress dan kejenuhan yang menurun.

Pada P yang kedua, organisasi perlu menghasilkan produk yang dapat memuaskan pelanggan dengan kualitas barang dan pelayanan yang terus ditingkatkan. Untuk Proses yang terjadi perlu adanya kemajuan teknologi, fleksibilitas sistem, komunikasi dan aliran informasi tentang organisasi juga harus ditingkatkan, administrasi yang lebih sederhana dan efektif, pembelajaran organisasi serta pengambilan keputusan yang bersifat partisipatif dan etis.

Produktivitas didalam organisasi seperti mengurangi pemborosan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada seperti  sumber material, sumber daya manusia, sumber keuangan dan sumber informasi secara efisien dan mengurangi pengulangan pekerjaan yang statis. Lebih jauh lagi, model 4-P menekankan pentingnya perbaikan yang berkesinambungan disemua aspek usaha organisasi untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan persaingan yang kuat.

Setelah memahami tentang Perilaku Organisasi (PO) sekarang kita akan beralih kedalam Budaya Organisasi. Budaya Organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan  menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

Definisi tentang Budaya Organisasi diatas menyoroti tiga karakteristik budaya organisasi yang penting. Pertama, budaya organisasi diberikan kepada para karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita ditempat kerja (didalam organisasi). Ketiga, budaya organisasi berlaku pada dua tingkat yang berbeda. Masing-masing tingkat bervariasi dalam kaitannya dengan pandangan ke luar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.

Untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana budaya organisasi dibentuk dan digunakan oleh para karyawan, selanjutnya didalam tulisan ini akan membahas tentang nilai-nilai organisasi sebagai dasar dari budaya organisasi. Nilai-nilai organisasi termasuk didalamnya nilai pendukung dan nilai yang diperankan.

Nilai pendukung (espaused values) menunjukkan nilai-nilai yang dinyatakan secara eksplisit yang dipilih oleh organisasi. Umumnya mereka dibentuk oleh pendiri perusahaan baru atau kecil dan oleh tim top management dalam sebuah perusahaan yang lebih besar. Sedangkan nilai-nilai yang diperankan (enacted values) dapat diartikan sebagai nilai dan norma yang sebenarnya ditunjukkan atau dimasukkan kedalam perilaku karyawan.

Mari kita melihat perbedaan antara kedua tipe nilai diatas. Sebuah perusahaan mungkin mendukung bahwa hal tersebut mengukur nilai integritas. Bila karyawan menunjukkan integritas dengan menjalankan komitmennya, nilai pendukung dan nilai yang diperankan serta perilaku individual dipengaruhi oleh nilai integritas. Sebaliknya, bila para karyawan tidak menjalankan komitmen mereka, maka nilai integritas hanya merupakan aspirasi yang tidak mempengaruhi perilaku.

Jarak antara espaused dan enacted values bersifat penting karena dapat mempengaruhi sifat karyawan dan budaya organisasi. Jelas sekali, bahwa espaused values akan sangat berarti jika enacted values telah diterapkan. Dan enacted values dapat diterapkan ataupun tidak setelah espaused values dibuat atau akan diukur.

No comments:

Post a Comment