Kerendahan hati, toleransi serta
kesabaran dalam hidup bermasyarakat mutlak diperlukan. Tidak semua orang yang
dilahirkan memiliki karakter yang sama, jika sikap kerendahan hati, tolerensi
dan kesabaran tidak kita bina sangatlah sulit untuk menciptakan kerukunan hidup
dalam bermasyarakat. Sepanjang sejarah kehidupan umat manusia di muka bumi
tidak terlepas dari berbagai macam konflik pertikaian, seperti yang kita
ketahui, konflik antara habil dan qabil menimbulkan pertikaian yang berakhir
dengan terbunuhnya habil.
Pada konflik tersebut, qabil
memiliki kepentingan sendiri sehingga mengorbankan nyawa saudaranya demi
memenuhi keinginannya, ironis nya qabil diajarkan oleh seekor burung bagaimana
cara mengubur mayat saudaranya, padahal manusia memiliki kecerdasan yang jauh
lebih tinggi dibandingkan makhluk lain, hal ini membuktikan bahwa ketika
seseorang mementingkan ego dan kepentingannya sendiri, ia akan kehilangan akal
sehatnya untuk berfikir hal-hal yang penting. Konflik antara qabil dan habil
barulah permulaan dari pertikaian yang ada diantara umat manusia, pertikaian
demi pertikaian di antara umat manusia terjadi karena disebabkan oleh banyak
faktor kepentingan, kepentingan demi kepentingan tersebut membuat manusia
menjadi satu-satunya makhluk di muka bumi ini yang hidup paling tidak harmonis.
Alam semesta beserta isinya
telah diciptakan oleh Tuhan dengan sedemikian harmonisnya. Miliaran bintang dan
planet bergerak teratur sesuai dengan jalurnya. Tumbuhan tahu kapan harus
merontokkan daunnya untuk menyesuaikan musim, dan hewan buas tidak memangsa
buruannya melebihi yang dia perlukan. Hal-hal tersebut memperlihatkan bahwa
betapa Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan kehidupan ini dengan keteraturan, lalu
apa yang dilakukan oleh manusia? Mereka dengan sombongnya mengubah semua
keteraturan itu, bahkan jika manusia mampu mengubah rute perputaran bulan dan
matahari sekalipun, pasti mereka akan melakukannya sesuai yang difikirkan tanpa
memperhatikan dampak yang terjadi pada alam.
Manusia adalah makhluk terakhir
yang diciptakan oleh Tuhan. Sebagai makhluk terakhir yang diciptakan, manusia
dikaruniai oleh Tuhan dengan begitu sangat istimewa. Ironisnya, meskipun dengan
segala karunia yang telah Tuhan berikan tidak serta merta membuat manusia memahami
arti tujuan penciptannya. Tuhan mengharapkan manusia dengan segala
keunggulannya dapat menjadi penguasa bumi ini, sebagai penjaga dan pelestari
apa yang telah Dia ciptakan.
Segala hal telah diletakkan di
hadapan kaki manusia agar supaya manusia selalu ingat bahwa Tuhan sangat
mengasihinya dan diharapkan manusia dapat secara arif serta bijaksana
memperlakukannya.
Secuil kisah di atas hendaknya
boleh kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat menjadi
manusia yang lebih baik, lebih baik dalam arti dapat menjaga dan melestarikan
alamnya dengan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga
tidak mementingkan kepentingan sekelompok orang atau sebuah Negara saja.
Sebagai manusia modern kita tidak dapat hidup secara individual, kita
diwajibkan hidup dalam komunitas masyarakat dan berinteraksi satu sama lain
secara rukun dan damai.
Jika seluruh alam semesta saja
mampu hidup secara harmonis seharusnya manusia juga bisa melakukannya. Namun
kenyataannya tidak berkata demikian, manusia cenderung memiliki pola pikirnya
sendiri, manusia kerapkali bersitegang satu sama lain dengan berbagai macam
latar belakang permasalahan, justru dengan keunggulan yang dimilikinyalah
manusia kesulitan untuk menerapkan hidup rukun berdampingan secara harmonis,
bahkan untuk hal kecilpun manusia rela untuk membuang-buang waktunya agar
terlibat dalam suasana yang tidak harmonis tersebut.
Begitu sulitkah bagi manusia
untuk bisa mengasihi sesamanya? Sesungguhnya tidak! Pertikaian di antara
manusia terjadi karena manusia belum menyadari bahwa musuh sesungguhnya bukan
siapa yang ada di hadapannya tetapi musuh sesungguhnya adalah dirinya sendiri.
Manusia dengan akal budi serta pikirannya telah sejak lama berusaha menggali
kesadaran mereka, memahami tujuan dari penciptaan dirinya.
Sebagai makhluk sosial manusia
sangat tergantung terhadap satu sama lain, manusia tidak akan bisa bertahan
hidup di bumi ini jika mereka hidup secara individual, namun kebanyakan dari
pemikiran setiap orang, bahwa ketika dia tidak memiliki kepentingan dengan
orang lain maka dengan mudah mereka akan terlibat pertikaian. Seiring proses
berjalannya waktu yang membantu manusia menyadari bahwa pertikaian yang terjadi
di antara mereka tidak dapat mendatangkan kebahagiaan dan sukacita melainkan
mendatangkan dukacita serta kepedihan.
Kerukunan dalam kehidupan lebih
kurang mencakup 4 hal, yaitu: Kerukunan dalam rumah tangga, kerukunan
dalam beragama, kerukunan dalam mayarakat, dan kerukunan dalam berbudaya.
Indonesia yang sangat luas ini terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan agama
serta sangat rawan akan terjadinya konflik pertikaian jika seandainya saja
setiap pribadi tidak mau saling bertoleransi.
Oleh karena itu marilah dimulai
setiap dari kita bersedia berkomitmen untuk mau mengusahakan kehidupan
bermasyarakat yang rukun dan damai serta toleransi yang tinggi. Ciptakanlah tri
kerukunan umat beragama, yang mencakup: Kerukunan internal umat beragama,
kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antara umat beragama dengan
pemerintah. Jika kerukunan di antara umat beragama dapat terjalin dengan baik
tidak hanya masyarakat yang harmonis tapi negara juga akan aman.
·
Kerukunan di dalam keluarga
Kerukunan dapat
dimulai di dalam keluarga kita masing-masing, ciptakanlah tolerensi di antara
sesama anggota keluarga karena jika di dalam setiap keluarga tolerensi dapat
terjalin dengan baik, imbasnya dapat dirasakan dalam kehidupan masyarakat,
sebab keluarga lah organisasi pertama yang di terapkan dalam kehidupan
masing-masing orang.
·
Kerukunan di Lingkungan Masyarakat
Mengupayakan
kerukunan dalam bermasyarakat adalah tanggung jawab setiap orang, nilai-nilai
serta norma-norma beretika dalam bermasyarakat perlu ditanamkan sejak seseorang
masih kecil. Saling menghormati, menghindari menggunakan perkataan kasar yang
dapat menyinggung perasaan orang lain adalah salah satu cara yang dapat kita
lakukan agar kita bisa bermasyarakat dengan baik.
·
Kerukunan dalam berbudaya
Leluhur bangsa
Indonesia adalah orang-orang yang arif serta bijaksana. Budaya serta tradisi
dibuat agar kehidupan dalam masayarakt semakin lengkap. Karena sifat
kemajemukan budaya bangsa Indonesia yang beraneka ragam, maka kerukunan dalam
berbudaya juga perlu diperhatikan. Lain ladang lain belalang, lain daerah lain
pula budayanya. Oleh karena itu jika kita bepergian ke suatu tempat yang
memiliki budaya yang sangat berbeda dengan budaya dari mana kita berasal, maka
sudah kewajiban kita dengan senang hati untuk menghormati serta mengikuti budaya
setempat tersebut.
Kehidupan
bermasyarakat yang rukun akan memberikan manfaat pada manusia sebagai makhluk
sosial, berikut ini beberapa diantaranya :
1. Menghasilkan
Komunikasi Yang baik
2. Kehidupan
Lebih Harmonis
3. Keadaan
Lebih Aman Dan Tentram
4. Mempererat
Tali Persatuan
5. Terhindar Perselisihan
6. Memiliki
Lebih Banyak Teman
Mari
kita wujudkan kehidupan yang harmonis, baik di dalam keluarga, dalam
bermasyarakat maupun dalam keragaman budaya kita. Hidup harmonis membawa
kedamaian.
No comments:
Post a Comment