Monday 25 January 2016

FABIAYYI ALAA IRABBIKUMA TUKADZIBAAN



Sebagai hamba yang memiliki ketaatan kepada Allah, maka sudah selayaknya kita harus bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita sampai saat ini. Nikmat iman, nikmat islam, nikmat kehidupan, dan masih banyak lagi nikmat yang Allah berikan kepada kita, dan kita tidak mungkin dapat menghitung apalagi membalas semua itu, lalu apalagi yang pantas kita berikan kepada Allah selain rasa syukur kita kepadanya.

 “Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur adalah berterima kasih.

Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244). Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal Qarun yang berkata:

“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (QS. Al Qashash: 28)

Syukur adalah salah satu sifat Allah, ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah yang husna. Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya, tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat satu amalan pun. Tidak diragukan lagi, untuk meraih sukses kita perlu meningkatkan rasa syukur kita terhadap nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Kita sudah belajar bagaimana manfaat syukur yang luar biasa dalam kehidupan kita. Namun, yang menjadi pertanyaan, kenapa masih banyak orang yang tidak atau kurang bersyukur? Atau ada juga orang yang merasa sudah bersyukur, tetapi dia merasa tidak ada tambahan nikmat sesuai dengan janji Allah. Padahal janji Allah tidak mungkin salah.

Jawaban yang paling memungkin untuk masalah diatas adalah mungkin cara bersyukur kita yang salah, kita merasa bersyukur padahal kita belum dapat dikategorikan dalam kata syukur. Jika kita bersyukur, nikmat kita akan ditambah oleh Allah. Mungkin, kita sudah hafal atau mengetahui ayat Al Quran yang menjelaskan hal ini:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS Ibrahim:7)

Lalu, mengapa ada orang yang merasa sudah bersyukur tetapi merasa tidak mendapatkan nikmat tambahan? Karena janji Allah tidak mungkin salah, artinya ada yang salah dengan diri kita. Sedikitnya terdapat tiga kesalahan dalam meningkatkan rasa syukur.:
·        
       Cara kita bersyukur yang salah.
·         Kita kurang peka terhadap nikmat yang sebenarnya sudah Allah berikan kepada kita.
·         Allah memberikan nikmat lain yang terbaik bagi kita, tapi kita tidak menyadarinya.

Pada artikel kali ini, saya akan fokus menyoroti tentang point kedua dan ketiga. Dengan dua penyebab itu, kita akan kurang bersyukur. Jika kita kurang bersyukur, maka wajar jika nikmat tidak kunjung datang. Kita harus terus meningkatkan rasa syukur kita terhadap nikmat Allah. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara meningkatkan rasa syukur?

Luangkan waktu untuk merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita, mungkin cara ini adalah yang paling ampuh untuk meningkatkan rasa syukur kita atas setiap nikmat yang Allah berikan. Nikmat itu sangat banyak, bahkan tidak akan terhitung. Lalu mengapa banyak orang yang merasa tidak mendapatkan nikmat? Karena mereka kurang memberikan perhatian terhadap nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan. Allah mengulang-ngulang ayat “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” dalam surah ar Rahmaan, dimana salah satu hikmahnya adalah agar kita lebih memperhatikan nikmat-nikmat.

Saat kita memberikan perhatian terhadap nikmat, kita akan melihat betapa dermawannya Allah kepada para hambanya, nikmat Allah yang kita terima sangat banyak, namun kita tidak sanggup melihat dan menyadari itu semua, atau mungkin kita berpura-pura atau menyangkal semua nikmat itu.

Berprasangka baiklah kepada Allah, seorang hamba yang terus berusaha memperbaiki dirinya dalam bersyukur sudah pasti tidak akan memiliki prasangka yang negatif kepada Allah. Banyak nikmat yang tidak terlihat bagi kita. Kita sering menganggap bahwa nikmat itu harus dalam bentuk materi, kita tidak menyadari bahwa penglihatan, pendengaran, dan kehidupan ini juga merupakan nikmat, bahkan lebih luas dari itu. Seringkali kita menganggap bahwa nikmat itu adalah sebuah pemberian, padahal bisa saja Allah sudah menghindarkan kita dari suatu musibah yang asalnya akan menimpa kita. Mungkin tidak ada yang bertambah pada diri kita, tetapi terhindar dari musibah bukankan sebuah nikmat yang besar?

Setelah kita mengetahui bahwa nikmat Allah begitu banyak, maka langkah selanjutnya ialah memasukan pengetahuan ini ke dalam hati. Agar melekat dengan diri kita sehingga rasa syukur kita akan bertambah. Caranya ialah terus menerus mengingat nikmat dalam berbagai kesempatan. Semakin sering kita mengingat nikmat, akan semakin tertancap dalam hati, maka rasa syukur pun akan meningkat, sehingga pemikiran bahwa nikmat yang kita dapat dari orang-orang atau sebab-sebab lainnya dapat dihindarkan.

Jadi cara meningkatkan rasa syukur diawali dengan pengetahuan akan nikmat yang telah kita terima. Namun tidak cukup hanya pengetahuan saja, karena banyak orang yang tahu tetapi kurang bersyukur. Pengetahuan akan nikmat ini harus tertanam dalam hati kita, karena dengan keteguhan hati tersebutlah yang akan membuat kita termotivasi untuk terus bersyukur atas setiap nikmat yang kita dapatkan.

Akhir kata, kita sudah mengetahui bagaimana cara meningkatkan rasa syukur. Semoga kita dapat mendapatkan pemahaman atas setiap nikmat yang Allah berikan sehingga dapat meningkatkan rasa syukur kita, dan kita berharap nikmat kita akan bertambah dengan rasa syukur tersebut.


No comments:

Post a Comment