Sebagai
hamba yang memiliki ketaatan kepada Allah, maka sudah selayaknya kita harus
bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah kepada kita sampai saat ini.
Nikmat iman, nikmat islam, nikmat kehidupan, dan masih banyak lagi nikmat yang
Allah berikan kepada kita, dan kita tidak mungkin dapat menghitung apalagi
membalas semua itu, lalu apalagi yang pantas kita berikan kepada Allah selain
rasa syukur kita kepadanya.
“Syukur adalah pujian bagi orang yang
memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah
karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur adalah berterima
kasih.
Sedangkan
istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul
Qayyim:
“Syukur
adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan,
yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi
nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah.
Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus
Salikin, 2/244). Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari
atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala.
Semisal Qarun yang berkata:
“Sungguh
harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku
miliki” (QS. Al Qashash: 28)
Syukur
adalah salah satu sifat Allah, ketahuilah
bahwa syukur merupakan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah yang husna.
Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh
hamba-Nya, tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat satu amalan pun. Tidak
diragukan lagi, untuk meraih sukses kita perlu meningkatkan rasa syukur kita
terhadap nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Kita
sudah belajar bagaimana manfaat syukur yang luar biasa dalam kehidupan kita.
Namun, yang menjadi pertanyaan, kenapa masih banyak orang yang tidak atau
kurang bersyukur? Atau ada juga orang yang merasa sudah bersyukur, tetapi dia
merasa tidak ada tambahan nikmat sesuai dengan janji Allah. Padahal janji Allah
tidak mungkin salah.
Jawaban
yang paling memungkin untuk masalah diatas adalah mungkin cara bersyukur kita
yang salah, kita merasa bersyukur padahal kita belum dapat dikategorikan dalam
kata syukur. Jika kita bersyukur, nikmat kita akan ditambah oleh Allah.
Mungkin, kita sudah hafal atau mengetahui ayat Al Quran yang menjelaskan hal
ini:
“Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS Ibrahim:7)
Lalu,
mengapa ada orang yang merasa sudah bersyukur tetapi merasa tidak mendapatkan
nikmat tambahan? Karena janji Allah tidak mungkin salah, artinya ada yang salah
dengan diri kita. Sedikitnya terdapat tiga kesalahan dalam meningkatkan rasa
syukur.:
·
Cara kita bersyukur yang salah.
·
Kita kurang peka terhadap nikmat yang
sebenarnya sudah Allah berikan kepada kita.
·
Allah memberikan nikmat lain yang
terbaik bagi kita, tapi kita tidak menyadarinya.
Pada
artikel kali ini, saya akan fokus menyoroti tentang point kedua dan ketiga.
Dengan dua penyebab itu, kita akan kurang bersyukur. Jika kita kurang
bersyukur, maka wajar jika nikmat tidak kunjung datang. Kita harus terus
meningkatkan rasa syukur kita terhadap nikmat Allah. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana
cara meningkatkan rasa syukur?
Luangkan
waktu untuk merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita,
mungkin cara ini adalah yang paling ampuh untuk meningkatkan rasa syukur kita
atas setiap nikmat yang Allah berikan. Nikmat itu sangat banyak, bahkan tidak
akan terhitung. Lalu mengapa banyak orang yang merasa tidak mendapatkan nikmat?
Karena mereka kurang memberikan perhatian terhadap nikmat-nikmat yang sudah
Allah berikan. Allah mengulang-ngulang ayat “Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?” dalam surah ar Rahmaan, dimana salah satu
hikmahnya adalah agar kita lebih memperhatikan nikmat-nikmat.
Saat
kita memberikan perhatian terhadap nikmat, kita akan melihat betapa dermawannya
Allah kepada para hambanya, nikmat Allah yang kita terima sangat banyak, namun
kita tidak sanggup melihat dan menyadari itu semua, atau mungkin kita
berpura-pura atau menyangkal semua nikmat itu.
Berprasangka
baiklah kepada Allah, seorang hamba yang terus berusaha memperbaiki dirinya
dalam bersyukur sudah pasti tidak akan memiliki prasangka yang negatif kepada
Allah. Banyak nikmat yang tidak terlihat bagi kita. Kita sering menganggap
bahwa nikmat itu harus dalam bentuk materi, kita tidak menyadari bahwa
penglihatan, pendengaran, dan kehidupan ini juga merupakan nikmat, bahkan lebih
luas dari itu. Seringkali kita menganggap bahwa nikmat itu adalah sebuah
pemberian, padahal bisa saja Allah sudah menghindarkan kita dari suatu musibah
yang asalnya akan menimpa kita. Mungkin tidak ada yang bertambah pada diri
kita, tetapi terhindar dari musibah bukankan sebuah nikmat yang besar?
Setelah
kita mengetahui bahwa nikmat Allah begitu banyak, maka langkah selanjutnya
ialah memasukan pengetahuan ini ke dalam hati. Agar melekat dengan diri kita
sehingga rasa syukur kita akan bertambah. Caranya ialah terus menerus mengingat
nikmat dalam berbagai kesempatan. Semakin sering kita mengingat nikmat, akan
semakin tertancap dalam hati, maka rasa syukur pun akan meningkat, sehingga
pemikiran bahwa nikmat yang kita dapat dari orang-orang atau sebab-sebab
lainnya dapat dihindarkan.
Jadi
cara meningkatkan rasa syukur diawali dengan pengetahuan akan nikmat yang telah
kita terima. Namun tidak cukup hanya pengetahuan saja, karena banyak orang yang
tahu tetapi kurang bersyukur. Pengetahuan akan nikmat ini harus tertanam dalam
hati kita, karena dengan keteguhan hati tersebutlah yang akan membuat kita
termotivasi untuk terus bersyukur atas setiap nikmat yang kita dapatkan.
Akhir
kata, kita sudah mengetahui bagaimana cara meningkatkan rasa syukur. Semoga
kita dapat mendapatkan pemahaman atas setiap nikmat yang Allah berikan sehingga
dapat meningkatkan rasa syukur kita, dan kita berharap nikmat kita akan
bertambah dengan rasa syukur tersebut.
No comments:
Post a Comment