Sebenarnya
optimisme adalah keyakinan yang akan membawa Kita kepada pencapaian. Optimisme
adalah awal pencapaian, dan pencapaian adalah awal sukses dan awal prestasi Kita.
Optimis dalam Islam, khususnya dalam Ilmu Tasauf yang mempelajari tentang diri
manusia, lebih dikenal dengan istilah raja’. Raja’ (harapan) merupakan suatu
maqam bagi orang yang berjalan menuju Allah dan hal (sifat mental) bagi orang
yang menuntut dan ingin mencapai ketinggian budi. Optimis menurut para Ahli
adalah sesuatu yang terlintas di dalam hati yang merupakan harapan pada masa
yang akan datang. Rasa lapang dada karena menantikan yang diharapkan dimana hal
yang diharapkan itu memang mungkin terjadi.
Jika kita memiliki mimpi besar, maka awali dengan optimisme
yang besar pula.
Semakin besar optimisme kita, akan semakin besar energi yang kita miliki untuk
meraih impian kita. Impian besar bisa diraih dengan optimisme besar. Sementara,
impian kecil pun tidak akan tercapai jika kita tidak memiliki optimisme sama
sekali.
Optimisme
ibarat sebuah keran air dan air ibarat energi. Tidak peduli seberapa besar air
yang dimiliki, jika keran tertutup, maka tidak ada air yang akan bisa mengalir.
Maka bukalah kerannya, air akan mengalir sesuai besar keran yang dibuka.
Potensi
energi yang dimiliki manusia itu sangat besar. Sayangnya, kebanyakan orang malah lebih suka menutup atau menyumbat
energi itu dengan perasaan pesimis. Akibatnya potensinya akan tersumbat,
tidak pernah keluar. Manusia bukan tidak punya potensi, tetapi kebanyakan
manusia sendiri yang malah menyumbat dan menutup rapat potensinya.
Jika
seseorang tidak memiliki harapan, apa yang akan dia lakukan? Tentu tidak
mungkin dia melakukan sesuatu, alias diam seperti batu. Dia tidak akan
bertindak, sebab dalam pikirnya mengatakan buat apa bertindak?.
Ciri
orang yang tidak memiliki harapan atau pesimis sering mengatakan “tidak
mungkin”. Dia akan berdalih atau menyalahkan semua hal kecuali dirinya. Jika
tidak ada tindakan, apakah dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan? Mungkin
saat kita masih kecil, cukup merengek kepada orang tua, apa yang kita inginkan
bisa datang dengan sendirinya. Tapi, dalam kehidupan nyata tidak bisa begitu. Kita
disuruh untuk berusaha agar kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Maka jelas, bahwa optimisme sangat penting untuk
keberhasilan kita.
Tanpa optimisme seseorang tidak akan bertindak, tanpa tindakan dia tidak akan
meraih pencapaian apa pun. Maka bangunlah optimisme kita, jadikan yang “tidak
mungkin” menjadi mungkin. seseorang yang memiliki impian besar dan banyak orang
mengatakan “tidak mungkin”. Namun dia tidak terganggu dengan omongan orang,
impian itu terus dikejar, dan sampai akhirnya terwujud. Sebuah pembuktikan
bahwa apa yang dikatakan orang “tidak mungkin” sebenarnya adalah mungkin.
Kadang,
kita tidak mengatakan sesuatu itu “tidak mungkin”, namun kata-kata kita dan
tindakan kitalah yang secara tidak langsung mengatakan “tidak mungkin”. Alasan
adalah mewakili pikiran kita. Jika kita memiliki banyak alasan agar kita “tidak
perlu” meraih sesuatu padahal sebenarnya diinginkan, itu artinya pikiran bawah
sadar kita mengatakan tidak mungkin. Atau,
bisa jadi tidak ada kata-kata apa pun yang keluar, tetapi kita tidak mau
mengejarnya padahal kita inginkan, itu juga bisa merupakan sebuah gambaran,
bahwa pikiran bawah sadar kita mengatakan tidak mungkin. Ya, letaknya ada di
pikiran bawah sadar. Seringkali pesimisme itu ada di dalam pikiran bawah sadar.
Artinya tanpa kita sadari, tetapi akan tercermin dari pencapaian kita saat ini.
Percaya
diri sangat berkaitan dengan optimis, khusunya akan kemampuan diri sendiri.
Orang percaya diri adalah orang yang yakin dengan potensi dirinya cukup untuk
melakukan sesuatu. Jika dia merasa tidak mampu, dia akan belajar dan yakin akan
mampu. Sikap seperti inilah yang akan menjadi seseorang bertindak.
Berbeda
dengan orang yang rendah diri (kebalikan percaya diri) dimana dia merasa tidak
mampu dan selamanya tidak akan mampu. Jika demikian, maka dia tidak akan bertindak
dan cukup mengatakan, “saya tidak bisa”.
Sama
hal dengan pesimisme, rendah diri tidak selamanya berupa kata-kata, tetapi
tercermin sejauh mana kita bertindak. Tindakan kita akan menunjukan tingkat
kepercayaan diri Kita. Jika level kepercayaan diri Kita 5, maka tindakannya pun
tidak akan lebih dari 5.
Langkah – langkah menumbuhkan sikap
Optimis Menumbuhkan sikap optimisme tidaklah mudah dilakukan, tidak seperti
menerima dan menghafal konsep-konsep optimisme. Dalam menumbuhkan sikap ini
tentunya memerlukan kiat ataupun langkah yang tidak mudah untuk dilakukan.
Namun kalau kita sudah bersikap pesimistis maka sikap optimisme ini tidak akan
dapat terealisasikan, bagaimana bisa merealisasikan sikap optimisme dalam
kehidupan kalau kita sudah bersikap pesimistis untuk menumbuhkan atau
merealisasikan sikap ini. Berikut langkah – langkah yang dapat meningkatkan
rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut :
1.
Temukan
hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
2.
Tata
kembali target yang hendak kita capai.
3.
Pecah
target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat
keberhasilannya.
4.
Bertawakallah
kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
5.
Ubah
pkitangan diri kita terhadap kegagalan.
6.
Yakinkan
kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.
Langkah – langkah menghilangkan
sikap pesimis Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu
negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek
kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek
lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin ada seseorang yang
pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya. Muara dari pesimis adalah
sikap putus asa, sebuah sikap yang menganggap tidak ada lagi (habis) harapan
positif. Pesimis dengan sikap putus asa adalah sesuatu yang tidak bisa
dipisahkan. Saat kita membahas pesimis, kita juga sekaligus bicara tentang
putus asa.
Pesimis menyebabkan kita putus asa,
dan penyebab putus asa adalah pesimis. Penyebab Pesimis Bagi orang yang
pesimis, mereka pesimis karena “fakta dan logika berbicara”. Mereka akan berskitar
pada fakta tentang hel-hal negatif, akibat buruk, dan kekagagal yang ada. Ini
akan menjadi alasan bagi mereka, bahwa berpikir negatif itu wajar sebab fakta
berbicara. jadi, jangan biarkan sikap pesimis tumbuh dalam hati Kita. Adapun
langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa pesimis adalah
sebagai berikut :
1.
Bangun
sikap optimis.
2.
Hilangkan
sikap ragu dalam diri Tentukan tujuan hidup sebenarnya.
3.
Kuatkan
iman dalam diri.
4.
Percaya
pada Allah SWT, bahwa Allah akan selalu menolong kita dalam kondisi apapun.
Jadi,
Betulkah Untuk Sukses Itu Tidak Perlu Optimisme dan Percaya Diri? “Ah, untuk sukses itu yang penting
bertindak, tidak perlu percaya diri atau optimis”. Mungkin yang mengatakan ini
orang sukses alias superkaya. Percayalah, orang yang mengatakan hal ini adalah
orang yang tidak optimis dan percaya diri. Dia hanya tidak mengetahui apa itu
percaya diri dan optimis. Jika dia sukses, dia artinya sudah berusaha dari
segala kegagalannya. Jika seseorang sudah berusaha, bangkit lagi dan lagi, maka
orang itu adalah percaya diri dan optimis.
No comments:
Post a Comment