Thursday 8 December 2016

Terbisikkah Hati Mereka?


Kisah ini terinspirasi ketika saya tengah melewati sebuah lapangan didekat kantor suku dinas kesehatan di salah satu daerah di Ibu Kota Jakarta. Sore itu saya melintas disebuah jalan yang mengarah ke depan kantor SuDin Kesehatan di salah satu daerah di Ibu Kota Jakarta. Setelah sampai dipersimpangan terlihat sebuah lapangan yang tidak terlalu besar lengkap terparkir 2 buah mobil didalamnya. Sebelum tiba dipersimpangan tersebut, saya berpapasan dengan segerombolan anak-anak yang siap untuk bermain bola dengan bola yang tengah digiring oleh salah satu anak sambil menuju ke lapangan tersebut.

Tampak kekecewaan di wajah mereka ketika mereka melihat ternyata terparkir mobil di lapangan yang ingin mereka gunakan untuk bermain. Seorang anak berteriak kepada teman-temannya yang masih tertinggal dibelakang “YAHHH ADA MOBIL”. Saya tidak tahu kelanjutan nya apakah mereka tetap bermain dilapangan tersebut atau kembali pulang, sebab saya terus melaju motor saya menuju kampus tempat adik saya kuliah untuk menjemputnya. Sambil meninggalkan persimpangan tersebut, saya masih memperhatikan anak-anak tadi dari kaca spion sampai mereka tidak terlihat lagi, tampak mereka masih berdiri didekat lapangan tersebut, mungkin mereka bingung bagaimana caranya bermain jika lapangan yang tidak terlalu besar itu digunakan untuk parkir mobil.

Setibanya saya dikampus tempat adik saya kuliah, saya langsung memberitahunya bahwa saya telah sampai dikampusnya. Setelah adik saya tiba di motor saya kami langsung menuju rumah kami. Ketika perjalanan pulang, saya putuskan untuk lewat jalan yang tadi saya lewati. Terlihat anak-anak yang tadi berpapasan dengan saya tengah bermain dilapangan tersebut. Tinggal satu mobil yang terparkir disudut lapangan, saya bisa melihat kegembiraan diwajah anak-anak tersebut kita bermain dilapangan tersebut. “Alhamdulillah” Ucap saya didalam hati.

Didekat lapangan tersebut, memang terdapat kantor lain selain kantor SuDin, dan ketika saya lewat didepan lapangan tersebut, saya tidak melihat adanya tukang parkir, mungkin ia sedang duduk di tepi jalan yang satunya. Lantas mengapa mobil-mobil tadi memarkirkan kendaraan mereka diatas sebuah lapangan yang sengaja dibangun sebagai tempat bermain, bukan sebagai tempat parkir kendaraan? Sekalipun ada tukang parkir yang menyuruh mereka untuk parkir dilapangan tersebut, tidakkah mereka dapat berfikir apa fungsi dari sebuah lapangan bermain? Tidakkah mereka merasa bersalah akan kekhilafan yang mungkin tanpa mereka sadari menimbulkan kekecewan dan kesedihan terhadap anak-anak yang ingin menghabiskan waktu istirahat mereka dengan bermain bersama teman-temannya dilapangan tersebut?.

No comments:

Post a Comment