Kisah ini terinspirasi ketika saya tengah melewati
sebuah lapangan didekat kantor suku dinas kesehatan di salah satu daerah di Ibu
Kota Jakarta. Sore itu saya melintas disebuah jalan yang mengarah ke depan
kantor SuDin Kesehatan di salah satu daerah di Ibu Kota Jakarta. Setelah sampai
dipersimpangan terlihat sebuah lapangan yang tidak terlalu besar lengkap
terparkir 2 buah mobil didalamnya. Sebelum tiba dipersimpangan tersebut, saya
berpapasan dengan segerombolan anak-anak yang siap untuk bermain bola dengan
bola yang tengah digiring oleh salah satu anak sambil menuju ke lapangan
tersebut.
Tampak kekecewaan di wajah mereka ketika mereka
melihat ternyata terparkir mobil di lapangan yang ingin mereka gunakan untuk
bermain. Seorang anak berteriak kepada teman-temannya yang masih tertinggal
dibelakang “YAHHH ADA MOBIL”. Saya tidak tahu kelanjutan nya apakah mereka
tetap bermain dilapangan tersebut atau kembali pulang, sebab saya terus melaju
motor saya menuju kampus tempat adik saya kuliah untuk menjemputnya. Sambil meninggalkan
persimpangan tersebut, saya masih memperhatikan anak-anak tadi dari kaca spion
sampai mereka tidak terlihat lagi, tampak mereka masih berdiri didekat lapangan
tersebut, mungkin mereka bingung bagaimana caranya bermain jika lapangan yang
tidak terlalu besar itu digunakan untuk parkir mobil.
Setibanya saya dikampus tempat adik saya kuliah,
saya langsung memberitahunya bahwa saya telah sampai dikampusnya. Setelah adik
saya tiba di motor saya kami langsung menuju rumah kami. Ketika perjalanan
pulang, saya putuskan untuk lewat jalan yang tadi saya lewati. Terlihat anak-anak
yang tadi berpapasan dengan saya tengah bermain dilapangan tersebut. Tinggal satu
mobil yang terparkir disudut lapangan, saya bisa melihat kegembiraan diwajah
anak-anak tersebut kita bermain dilapangan tersebut. “Alhamdulillah” Ucap saya
didalam hati.
Didekat lapangan tersebut, memang terdapat kantor
lain selain kantor SuDin, dan ketika saya lewat didepan lapangan tersebut, saya
tidak melihat adanya tukang parkir, mungkin ia sedang duduk di tepi jalan yang
satunya. Lantas mengapa mobil-mobil tadi memarkirkan kendaraan mereka diatas
sebuah lapangan yang sengaja dibangun sebagai tempat bermain, bukan sebagai
tempat parkir kendaraan? Sekalipun ada tukang parkir yang menyuruh mereka untuk
parkir dilapangan tersebut, tidakkah mereka dapat berfikir apa fungsi dari
sebuah lapangan bermain? Tidakkah mereka merasa bersalah akan kekhilafan yang
mungkin tanpa mereka sadari menimbulkan kekecewan dan kesedihan terhadap
anak-anak yang ingin menghabiskan waktu istirahat mereka dengan bermain bersama
teman-temannya dilapangan tersebut?.
No comments:
Post a Comment