Pada
tulisan kali ini, saya akan sedikit menceritakan tentang sebuah pasar grosir
yang cukup besar di daerah jakarta, yaitu tanah abang... Tanah abang adalah
salah satu pasar grosir yang menjadi pilihan cukup banyak masyarakat
jabodetabek untuk berbelanja dengan jumlah yang cukup banyak dengan maksud
untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan ditempat lain. Hari itu
saya pergi ke tanah abang bersama abi, umi dan kedua adik saya untuk menemani
padeh dan budeh yang sedang berkunjung ke rumah kami. Karena budeh tahun ini
akan melaksanakan ibadah haji, maka kami menemani beliau untuk membeli
perbekalan sekaligus oleh-oleh yang akan dibagikan kepada tetangga sekitar
rumah, hal ini dimaksudkan agar budeh lebih khusyu’ dalam melaksanakan ibadah
haji nanti tanpa harus repot-repot mencari oleh-oleh yang akan dibagikan kepada
tetangga.
Bagi
saya pribadi, ketika datang ke tanah abang, saya merasa kondisi jalanan dan
parkir kurang tertata rapih, bagaimana tidak? Saya ingin memarkirkan mobil yang
kami bawa, tetapi juru parkir mengarahkan untuk memarkir melintang dari arah
arus jalannya kendaraan. Hal itu dapat membuat kemacetan yang cukup parah
didaerah tersebut, maka tak heran jika melewati daerah tanah abang adalah
kemacetan yang akan dirasakan. (mohon maaf saya juga mengambil andil dalam
memberikan kemacetan itu)
Sebelum
masuk ke gedung tanah abang itu sendiri, di sepanjang pinggiran jalan telah
banyak toko-toko kecil yang menjual berbagai keperluan bagi jamaah haji ataupun
kebutuhan rumah seperti karpet, sajadah, kurma, minyak wangi, dll. Kami mampir
ke beberapa toko untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Tak terasa waktu
menunjukkan hampir jam 12, maka abi memerintahkan kami untuk pergi kemasjid
terlebih dahulu sebelum melanjutkan acara belanja hari itu. Selepas shalat,
akibat rasa haus yang melanda, umi membelikan kami buah-buahan yang sudah
dipotong seukuran untuk dimakan oleh satu orang. Saya memutuskan untuk tidak
ikut melanjutkan belanja, sehingga saya langsung pergi ke mobil bersama kedua
adik saya lengkap dengan buah-buahan yang telah dibeli.
Sesampainya
saya dan kedua adik dimobil, saya langsung menyalakan mesin mobil dan memakan
buah-buahan tersebut sambil menunggu abi, umi, padeh dan budeh selesai
berbelanja. Setelah mereka selesai belanja, kami melanjutkan perjalanan untuk
pulang kerumah. Kondisi jalan yang cukup macet membuat saya sudah merasa lelah
melihatnya.
Kurang
dari satu minggu, abi meminta saya untuk menemaninya pergi ke tanah abang,
sebab ada barang yang akan dibeli untuk dihadiahkan kepada temannya, untuk
menghindari terjebak lalu lintas yang padat, saya meminta abi untuk membawa
motor saja, abi pun menyetujuinya, akhirnya kami berangkat ke tanah abang.
Sesampainya di tanah abang, saya langsung memarkikan motor saya di pinggir jalan,
dimana banyak motor-motor yang telah terparkir terlebih dahulu, kemudian abi
dan saya langsung menuju ke blok B untuk membeli barang yang sudah diniatkan
untuk dihadiahkan kepada teman abi. Selepas selesai berbelanja, saya dan abi
pun melanjutkan perjalanan pulang.
Tulisan
kali ini, saya maksudkan untuk berbagi cerita tentang perjalanan ke tanah abang
dan rasa saran untuk berhati-hati yang lebih dengan kondisi tanah abang yang
padat untuk menjaga barang berharga dan juga anggota keluarga yang masih
membutuhkan pengawasan, selain itu agar pemprov dki jakarta ataupun pihak yang
berwenang di daerah tersebut untuk lebih menertibkan lagi kondisi jalanan
disana. Selain itu saya berharap juga agar lahan parkir yang legal disediakan
tanpa membuat masyarakat yang berkunjung kerepotan untuk mengaksesnya. Semoga
bermanfaat.
No comments:
Post a Comment