Malam
ini baru saja saya menemani Abi untuk mengunjungi sebuah rumah sakit di daerah
Cikini, perjalanan yang tidak memakan waktu yang cukup lama itu akhirnya sampai
pada tempat yang dituju. Setelah mengambil karcis parkir, saya langsung
mengarahkan mobil sesuai dengan petunjuk jalan yang bertuliskan “rumah duka”.
Setelah sampai di tempat tersebut, saya melihat sudah banyak orang yang berada
ditempat itu, segera Abi dan adikku turun dari mobil, kemudian ku lanjutkan untuk
mencari lokasi parkir. Setelah memparkirkan mobil, saya kembali ke lobby tempat
Abi dan adikku turun sebelumnya. Tujuan kami datang ke tempat ini adalah untuk
memberika bela sungkawa secara langsung atas meninggalnya salah satu staff Abi.
Sebelum kami masuk ke ruangan utama tempat mayat tersebut diletakkan, kami
disambut oleh staff Abi yang lain sambil berbincang sebentar sebelum masuk ke
ruangan utama.
Isak
tangis terdengar dari dalam ruangan utama, kami pun akhirnya masuk ke ruang
utama, ku lihat sebuah jasad telah terbaring kaku didalam sebuah peti lengkap
dengan pakaian rapih yang dikenakan oleh jasad yang terbaring dipeti tersebut.
Abi ku tanpa membuang waktu yang lama, langsung mendatangi keluarga sang mayat
dan memberikan ucapan bela sungkawa dan sedikit kata2 yang mungkin bisa membuat
keluarga yang ditinggal lebih sabar lagi. Setelah selesai memberikan ucapan
bela sungkawa, Abi langsung keluar dari ruang utama dan sekaligus berpamitan
untuk pulang.
Satu
hal yang membuatku sedih saat mendatangi tempat tersebut adalah sang mayat
tidak beriman kepada Allah SWT saat mengakhiri hidupnya di dunia ini, dimana
kehidupan dunia menjadikan patokan untuk hidup yang abadi kelak di akhirat,
innalillahi wa innailaihirajiun... sungguh musibah yang sangat besar ketika
seseorang meninggal dunia tanpa ada iman kepada Allah SWT. Semoga kita selalu
mendapatkan hidayah dari Allah agar dapat selalu menjalankan apa yang
diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya serta istiqamah dalam
mengamalkan-Nya.
No comments:
Post a Comment